Sabtu, 06 Juli 2013

Puasa Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahin

Dari abu hurairah Radiyallahu 'Anhu. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.(Muttafaqun 'Alaih).

Dari abdurrahman bin auf Radiyallahu 'Anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebut bulan ramadhan seraya bersabda, Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengaharap pahala niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan.(An-Nasaii, katanya: yang benar adalah dari Abu Hurairah, menurut Al-arna'uth dalam jaami'ul ushul, juz 6 halaman 441, hadits ini hasan dengan adanya nash-nash lain yang memperkuatnya.)

Hukum qiyam ramadhan ini adalah sunnah mu'akkadah (ditekankan). Disyariatkan di tiap malam sepanjang tahun di bulan ramadhan. Keutamaannya besar dan pahalanya banyak. Firman Allah Ta'ala, Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.(As-sajdah:16).

Diriwayatkan oleh at-Turmudzi, dari Abdullah bin salam, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan, dan shalatlah pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.(At-Turmudzi, hasan shahih dan hakim mengatakan shahih.)

Bilangannya,

Termasuk shalat malam yaitu, witir, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 raka'at. Boleh melakukan witir 1 raka'at saja. Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Barangsiapa yang ingin melakukan witir hanya dengan satu rakaat, maka lakukanlah.(Abu dawud, An-Nasa'i)

Dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah shalat malam-yang waktunya-antara sesudah shalat Ta'alasya' sampai shalat fajar/shubuh sebelas raka'at, beliau salam setiap dua raka'at dan witir dengan satu raka'at. (Shahih, Muttafaq 'Alaih, Ahmad,Abu Dawud,Nasa'Ta'ala, Majah)

Boleh juga witir dengan tiga raka'at, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Barangsiapa ingin melakukan witir dengan tiga raka'at maka lakukanlah. (Abu Dawud, An-Nasa'i)

Dalam bukunya Risalah Ramadhan, Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ta'alabrahim Aj-Jarullah mengatakan :Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam, atau shalat dua rakaat dan salam kemudian shalat raka'at ketiga. Akan tetapi beliau tidak menyebutkan dalil akan hal ini.

Dalam bukunya Al-Masaa-il jilid 2, Al-Ustadz Abdul hakim bin Amir Abdat membawakan dalil, Dari Ubay bin Ka'ab, seungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasa membaca di dalam shalat witir (pada rakaat pertama) dengan: Sabbihisma rabbikal a'la. Dan pada rakaat kedua dengan: qul yaa ayyuhal kaafirun. Dan pada raka'at ketiga dengan: qul huwallaahu ahad dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir.(riwayat Nasa'i,Abu dawud,Ahmad,Ta'alabnu Majah).

Beliau berkata:Perkataan Ubay bin Ka'ab, dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir ini jelas sekali menunjukkan bahwa tiga raka'at shalat witir yang dikerjakan Nabi itu dengan Satu kali salam.

Boleh witir dengan 5 raka'at, dilakukan tanpa duduk dan tidak salam kecuali pada akhir raka'at. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,

Dari Aisyah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau mengatakan, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam biasanya shalat malam tiga belas rakaat, termasuk didalamnya witir dengan lima raka'at tanpa duduk di salah satu raka'at pun kecuali pada raka'at terkahir.(Hadits Muttafaq 'Alaih)

Atau witir dengan 7 raka'at, dilakukan sebagaimana lima raka'at. Berdasarkan penuturan Ummu salamah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Nabi shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasanya melakukan witir dengan tujuh dan lima raka'at tanpa diselingi dengan salam dan ucapan.(HR.Ahmad, An-Nasa'I dan Ta'alabnu Majah).

Sedangkan untuk shalat tarawih boleh melakukannya dengan 2 raka'at maupun 4 raka'at. Dalil untuk yang 2 raka'at, telah berlalu. Sedangkan untuk yang 4 raka'at Dari Abi Salamah bin Abdurrahman, sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Aisyah bagaimana shalat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di bulan Ramadhan ? maka Aisyah menjawab,Tidak pernah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam shalat di bulan Ramadhan dan tidak di bulan lainnya lebih dari sebelas raka'at. Yaitu: beliau shalat empat raka'at, maka jangan engkau tanyakan tentang bagusnya dan lamanya, kemudian beliau shalat empat rakaat, maka jangan engkau tanyakan tentang bagusnya dan lamanya, kemudian beliau shalat tiga raka'at(Shahih, Bukhari (2/47) dan muslim (2/166) dan lainnya)

Sekian sedikit pembahasan tentang shalat qiyamul lail, maka dapatlah disimpulkan,

1. Bolehnya shalat tarawih dua dua atau empat empat raka'at. Yang mana empat rakat hanya dilakukan 1 kali salam saja.

2. Bolehnya shalat witir 1,3,5,7,9,11,13(risalah ramadhan, Ibnu Jarullah mengatakan:Afdholnya salam setiap dua raka'at kemudian 1 raka'at.)

Allahu a'lam

Maraji'

Risalah Ramadhan, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahin Al-Jarullah. Al-masaail, 2, Abdul hakim bin Amir Abdat.

Selasa, 02 Juli 2013

Kudapan

            Kelompok makanan kudapan juga disebut makanan kecil, snack ataupun sedap-sedapan. Kudapan merupakan kelompok makanan ringan yang sangat beranekaragam jenisnya, dapat berbentuk makanan kering, makanan basah, bubur ataupun minuman. Kelompok makanan kudapan berkembang secara tradisional, yang pada jaman dahulu dijual di pasar-pasar tradisional.
Pada era terbuka dan kompetitif seperti sekarang ini, kelompok makanan tersebut nampaknya dapat mempertahankan eksitensinya sebagai makanan yang menarik, memenuhi selera masyarakat, dan bahkan mampu berkembang mendampingi makanan ringan asal negara lain. Keadaan tersebut terlihat dari kehadiran makanan tradisional di toko-toko swalayan, hotel berbintang, munculnya sebagai hidangan dalam rapat-rapat para pejabat, acara kenegaraan serta  pada acara pertemuan penting dari berbagai golongan masyarakat. Meskipun statusnya hanya makanan selingan, tetapi dapat memberikan sumbangan terhadap pemenuhan gizi yang diperlukan orang sehari hari.
Kenyataan tersebut memberikan petunjuk bahwa kelompok makanan kudapan mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan. Meskipun sampai saat ini sebagian besar masih diproduksi secara tradisional namun telah mampu untuk mendampingi makanan ringan lain yang dihasilkan dengan teknologi modern. Usaha pengembangan tersebut penting, karena dengan teknologi dalam era yang terbuka ini makanan dapat menjadi kekuatan ekonomi yang berarti.
          Penggalian mengenai berbagai aspek tentang kudapan hingga sekarang masih langka, misalnya peranannya dalam mendukung perekonomian rakyat, sumbangannya terhadap pengembangan produk baru dan sebagainya. Oleh karena itu berbagai kegiatan dan strategi penggalian dan pengembangan perlu dilakukan agar berbagai kudapan mampu berkembang dan tidak punah. Dengan demikian kita akan dapat mengambil langkah- langkah yang tepat dalam usaha untuk melestarikan dan mengembangkan golongan makanan kudapan.
Kudapan banyak dibuat dengan komponen utama karbohidrat. Alternatif penggunaan karbohidrat lain selain beras sangat luas. Walaupun disadari antara karbohidrat satu dengan yang lainnya sifatnya berbeda. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk mempelajari secara mendasar sifat-sifat karbohidrat dari berbagai sumber. Sebagai contoh karbohidrat dari aneka umbi-umbian adalah: singkong, ubi rambat, garut, gembili dan sejenisnya. Selain umbi-umbian juga buah-buahan yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat, seperti: pisang, sukun dan  labu kuning.
Di dalam pengembangan kudapan, orang barat melaksanakannya secara sungguh-sungguh dengan didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai hasilnya dicipta produk yang menarik, karena kenampakan dan kemasan yang rapi, nilai gizinya telah terancang dan lebih higienis. Dengan demikian terciptalah keseimbangan antara kualitas yang telah dicapai oleh produsen dan preferensi konsumen. Keseimbangan antara kualitas dan kesukaan yang menyangkut kriteria kesukaan secara luas, seperti: kenampakan, citarasa, tekstur, serta keamanan.
Pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis bahan, jenis teknik olah maupun rasa dan konsistensi. Untuk lebih mudah dalam mempelajari dan mengembangkan kudapan maka pada buku  ini dikelompokkan atas dasar bahan pokok yang digunakan, yakni dari bahan beras ketan, tepung beras, tepung terigu, umbi-umbian, buah-buahan, jagung, sagu, hunkwe, bubur dan  minuman.